Thursday, March 29, 2012

The Ruler (Yang Memerintah)

Waktu sarapan pagi yang singkat hari ini ini bertema Indonesia. Tanah tumpah darahku, begitu kata lirik lagu kebangsaan Indonesia Raya. Sejarah mencatat bahwa lahirnya Indonesia karena berbagai bangsa dan etnik di pulau-pulau Nusantara mempunyai rasa senasib sepenanggunggan sebagai bangsa yang terjajah,terhina dan digolongkan sebagai kelas 3 oleh orang kulit putih yang  mengaku sebagai Bangsa Belanda. Seorang teman asal pulau Jawa bertanya, apakah kerajaan Madjapahit yang memerintah (Ruling) hampir seluruh wilayah Nusantara dan bahkan lebih luas ke daerah Utara dulunya tidak dianggap sebagai penjajah? Apakah Madjapahit membawa kesejahteraan bagi rakyatnya, atau justru membuat penderitaan juga seperti Belanda? Alhamdulillah, kerajaan Madjapahit hancur dan di atas pulau-pulau tersebut sekarang bernama Bangsa Indonesia.

Aku tak pernah diberitahu oleh guru sejarah ataupun istriku sendiri yang juga belajar jadi guru sejarah di IKIP, ataupun dari referensi yang menceritakan bahwa pemerintah Madjapahit berhasil meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan rakyat di bawah pemerintahannya. Yang selalu ditekankan oleh guru sejarah di depan kelas adalah Sumpah Palapa, yaitu tekad Mahapatih Gadjahmada (Prime Minister) untuk menyatukan Nusantara. Terminology "menyatukan" bermakna positif bagi para murid dan generasi yang menerima pelajaran sejarah versi Pak/Bu Guru pada generasiku, tetapi terminology "memerintah" (Ruling) bermakna scientific bagi para ilmuwan sejarah. Lalu, apakah terminology "menjajah" hanya pantas digunakan pada bangsa kulit lain warna yang datang "menyatukan" atau "memerintah" pulau-pulau di wilayah Nusantara?


Aku mengambil kesimpulan sendiri sebelum bincang-bincang sarapan pagi bubar, bahwa siapapun dan golongan/partai/kelompok manapun yang menjadi pemerintah (ruler) jika tidak membuat rakyatnya sejahtera dan damai, maka kita berhak memberi cap mereka sebagai penjajah. Lebih jauh lagi, Bapak/Bu Guru sejarah akan memberi pelajaran tentang zaman penjajahan partai ABC, ataupun zaman penjajahan gangster XYZ, mafia ANS atau sindikat Apel Merah.

Lantas, apakah perjuangan pergerakan kemerdekaan juga akan exist dengan terminology baru "penjajahan" ini?

No comments:

Post a Comment